Menggunakan Rsync di Linux

Berikut adalah tutorial menggunakan Rsync di Linux:

1. Instalasi Rsync (Jika Diperlukan)

Jika Rsync belum terinstal di sistem Linux kita, kita dapat menginstalnya dengan menggunakan manajer paket bawaan distro kita. Misalnya, untuk Ubuntu atau Debian, jalankan perintah berikut di terminal:

sudo apt update
sudo apt install rsync

Untuk distribusi lain seperti CentOS atau Fedora, kita dapat menggunakan yum atau dnf:

sudo yum install rsync   # untuk CentOS 6 atau sebelumnya
sudo dnf install rsync   # untuk CentOS 7 atau Fedora

2. Penggunaan Dasar Rsync

Rsync memiliki format umum sebagai berikut:

rsync [options] [source] [destination]

• source: Direktori atau file yang akan disalin atau disinkronkan.
• destination: Tujuan di mana file akan disalin atau disinkronkan.

Contoh Penggunaan Rsync:

a. Menyalin File Lokal ke Lokasi Lain:

rsync -av /path/to/source/file.txt /path/to/destination/

• -a: Mode arsip yang akan menjaga metadata file (permissions, timestamps, links, dll.) dan menyertakan subdirektori secara rekursif.
• -v: Mode verbose untuk menampilkan output detail.

b. Menyalin Direktori Lokal ke Lokasi Lain:

rsync -av /path/to/source/directory/ /path/to/destination/directory/

• Pastikan untuk menggunakan tanda / di akhir direktori sumber untuk menghindari pembuatan subdirektori tambahan di direktori tujuan.

c. Menyalin File atau Direktori ke Host Remote melalui SSH:

rsync -av -e ssh /path/to/source/ username@remote_host:/path/to/destination/

• -e ssh: Menggunakan SSH untuk mengenkripsi dan mengirim data secara aman ke host remote.
• Ganti username dengan nama pengguna yang tepat di host remote.
• Ganti remote_host dengan alamat IP atau nama host dari host remote.
• Pastikan pengguna di host remote memiliki izin untuk menulis ke direktori tujuan.

Opsi Umum Rsync:

Beberapa opsi umum yang sering digunakan dengan Rsync adalah:

• -a, --archive: Mode arsip untuk mempertahankan metadata file.
• -v, --verbose: Mode verbose untuk output yang lebih informatif.
• -n, --dry-run: Menjalankan simulasi untuk menunjukkan apa yang akan dilakukan tanpa melakukan tindakan sebenarnya.
• -z, --compress: Kompresi data selama transfer untuk menghemat bandwidth.
• --delete: Menghapus file di tujuan yang tidak ada di sumber, sehingga tujuan menjadi sama dengan sumber.

Catatan Penting:

• Pastikan kita memiliki izin yang tepat untuk sumber dan tujuan yang kita tentukan.
• Selalu perhatikan trailing slash (/) untuk direktori agar perilaku Rsync sesuai harapan.
• Cek dokumentasi resmi dan man page untuk informasi lebih lanjut tentang opsi dan penggunaan Rsync.

Dengan menggunakan Rsync, kita dapat dengan mudah mengelola penyalinan file dan sinkronisasi data antara sistem Linux lokal dan remote dengan aman dan efisien.

Kirim A ---> B

Login di A

#rsync -avz --delete /home/green/Pictures/ folder@xx.xx.xx.xx:/home/folder/

A---->> ----B

#rsync -avz /home/folderA userB@ipB:/home/namafolder

 

Contoh
#rsync -avz -e 'ssh -p 4324' /var/www/ root@xx.xx.xx.xx:/home/folder/

Penerapan:
Upload projet lokal ke server
#rsync -avz --delete -e 'ssh -p 4324' /home/project/ root@xx.xx.xx.xx:/home/folder/

 

Tarik A ke B
Login di B

rsync -avz username@IP_VPS_A:/lokasi/direktori/situs/yang/kamu/simpan/spasi/VPS B/lokasi/direktori/situs/akan/disimpan/

Singkatnya:
#rsync -avz --delete -e 'ssh -p 2364' root@ipA:/folderipA/contoh/ /folder/B/

rsync -avz --delete -e 'ssh -p 4324' root@xx.xx.xx.xA:/var/www/ /var/www/

Contoh kasus:
Beckup
#rsync -avz --delete -e 'ssh -p 4324' root@xx.xx.xx.xA:/var/www/ /home/beckup/

Share this post